PRINSIP KERJA PRINTER
Printer adalah sebuah alat cetak yang
terhubung langsung dengan komputer. Bila dulu model printer sangat
sederhana, maka saat ini kita bisa menemukan beberapa jenis printer.
Jenis printer akan menentukan resolusi hasil cetakan yang dihasilkan.
Resolusi itu sendiri merupakan jumlah titik dalam satu inch dan
dinyatakan dalam satuan dpi (dot per inch). Cara kerja printer juga
berbeda - beda menurut jenisnya.
1. Printer Dot Matrix
Jenis
printer ini merupakan printer yang menggunakan metode pita dalam proses
pencetakannya. Hasil cetakan akan terlihat seperti titik yang saling
terhubung satu sama lain.
A. Cara Kerja
Head dari printer jenis
ini, terdiri atas 7 atau 9 ataupun 24 jarum yang tersusun secara
vertical dan membentuk sebuah kolom. Pada saat bekerja, jarum yang ada
akan membentuk character images melalui gesekan-gesekan jarum pada
karbon dan kertas. Printer jenis ini juga merupakan character printer.
Kecepatannya sangat bervariasi, tapi untuk Epson LX-80, adalah 80
caharacter per second. Pada saat head-printer bergerak dari kiri kekanan
sambil menyentuh kertas, maka huruf yang sudah terpola dalam suatu
susunan jarum akan segera muncul. Pola huruf ini kemudian diterima oleh
pita karbon yang dibaliknya terdapat kertas, dan terjadilah pencetakan
huruf demi huruf. Setiap character yang terbentuk akan menimbulkan suatu
pola unique yang terdiri dari pelbagai titik didalam dimensi sebuah
matrix. Jenis printer dot-matrix sangatlah bervariasi, ada yang berjenis
color dan ada pula yang non-color. Umumnya, printer jenis dot-matrix
juga hanya mempunyai satu warna, yaitu warna hitam. Untuk printer color,
digunakan pita (karbon/ribon) khusus yang mempunyai 4 warna, yaitu
hitam, biru, merah dan kuning.
B. Kekurangan
Printer Dot Matrix
adalah pencetak yang resolusi cetakannya masih sangat rendah. Selain
itu, printer ini suaranya cenderung keras jika sedang mencetak serta
kualitas cetakan yang kurang bagus.
C. Kelebihan
Printer jenis ini masih banyak digunakan karena terkenal awet, selain itu pita printer dot matrix terbilang cukup murah.
2. Printer Type Ink
Jenis printer inkjet merupakan jenis printer yang menggunakan media tinta cair dalam proses pencetakannya.
A. Cara Kerja
Pada printer jenis Typr
Ink menggunakan teknologi dor on demand, yaitu dengan cara
menyemprotkan titik titik kecil tinta pada kertas melalui nozzle atau
lubang pipa yang sangat kecil. teknologi lainnya yang dikembangkan oleh
produsen printer seperti Canon dan HP dengan menggunakan panas. panas
tersebut dapat membuat gelembung-gelembung tinta sehingga jika semakin
panas akan semakin menekan tinta ke nozzle yang ditentukan dan tercetak
pada kertas.
B. Kekurangan
Karena menggunakan tinta cair untuk hasil pencetakan harus menunggu beberapa saat sampai hasil cetakan benar-benar kering.
C. Kelebihan
Hasil cetakan pada
printer jenis ini lebih bagus dan halus. Jenis printer inkjet juga mampu
menghasilkan hasil cetakan warna. Biasanya printer jenis ini banyak
digunakan untuk kebutuhan pribadi.
3. Printer Laser Jet
Jenis
printer ini merupakan jenis printer yang memakai media tinta bubuk atau
yang biasa disebut toner dengan menggunakan perangkat infra red dalam
proses pencetakannya.
A. Cara Kerja Printer laser mirip dengan mesin fotokopi, yaitu menggunakan photographic drum. Prosesnya sebagai berikut:
Kawat
corona mengalirkan listrik statis yang membuat drum (photo conductor)
bermuatan positif. Unit laser (exposition) menyorotkan sinar pada
permukaan drum yang berputar sesuai dengan informasi yang diperoleh dari
computer. Dengan cara ini, laser menggambar huruf atau citra yang akan
dicetak sebagai sebuah pola muatan listrik–sebuah citra listrik statis
yang bermuatan negative.Selanjutnya toner atau tinta berwujud serbuk
ditaburkan pada drum. Karena toner bermuatan positif, akan menempel pada
area bermuatan negatif pada drum, yaitu area yang tadi sudah disorot
dengan sinar laser.Baki kertas memasukkan selembar kertas sehingga
digiling oleh drum. Sebelumnya, kertas diberi muatan negatif oleh kawat
corona. Muatan itu lebih besar dari muatan negatif citra listrik statis
sehingga kertas dapat menarik serbuk toner yang bermuatan positif.
Karena berputar dengan kecepatan yang sama dengan perputaran drum,
kertas menyalin citra yang ada di drum.Kertas yang telah menyalin citra
itu dilewatkan pada fuser, yakni sepasang penggulung yang dipanaskan.
Saat melewati fuser, serbuk toner meleleh dan menempel kuat pada serat
kertas. Kemudian kertas dikeluarkan ke baki output.Setelah citra listrik
statis pada drum dipindahkan ke kertas, drum melewati lampu pembebasan.
Sorotan lampu yang terang mengenai seluruh permukaan photoconductor dan
menghapus citra listrik statisnya. Lalu, drum melewati kawat corona
yang memberinya muatan positif kembali.Proses akan diulang lagi untuk
pencetakan berikutnya
B. Kekurangan
Satu kekurangan Printer
Laser adalah harganya yang reltif lebih mahal bila dibandingkan dengan
printer inkjet sehingga printer Laser umumnya hanya dipakai oleh
instansi atau perkantoran saja.
C. Kelebihan
Hasil cetakannya lebih
bagus, Printer laser jet juga memiliki kecepatan pencetakan yang tinggi
dan hasilnyapun juga lebih cepat kering, sama halnya dengan mesin
fotocopy. Biasanya printer jenis ini banyak digunakan oleh perusahan dan
kantor-kantor besar.
PRINSIP KERJA MONITOR
1. Cara Kerja Monitor LCD
LCD merupakan singkatan dari Liquid Crystal
Display. Secara sederhana LCD terdiri dari dua bagian utama yaitu
backlight dan kristal cair. Backlight sendiri adalah sumber cahaya yang
biasanya terdiri dari 1 sampai 4 buah lampu. Lampu Backlight ini
biasanya berwarna putih. Cara kerjanya sebagai berikut : kristal cair
akan menyaring cahaya backlight. Cahaya putih merupakan susunan dari
beberapa ratus spektrum cahaya dengan warna yang berbeda. Beberapa ratus
spektrum cahaya tersebut akan terlihat jika cahaya putih mengalami
refleksi atau perubahan arah sinar.
Untuk mengatur level gelap/terang
(brightness) caranya dalah sebagai berikut : pada waktu kristal cair
menutup serapat-rapatnya untuk menghasilkan warna hitam seharusnya tidak
ada cahaya backlight yang menembusnya. Namun kenyataannya masih ada
cahaya backlight yang bisa menembus kristal cair sehingga tidak bisa
menampilkan warna hitam dengan baik. Inilah salah satu kekurangan LCD.
Jadi semakin besar Contrast Ratio maka semakin bagus pula LCD dalam
menampilkan warna. cara paling mudah untuk
mengetahui seberapa bagus Contrast Ratio LCD
adalah dengan menampilkan warna hitam di layar. Jika warna hitam
tersebut cenderung abu-abu maka masih ada sedikit cahaya backlight yang
berhasil menembus kristal cair.
LCD bekerja dengan cara membuka dan menutup
layaknya tirai. Proses buka tutup ini berlangsung sangat cepat. Karena
itulah ada istilah Response Time di LCD. Response Time adalah waktu yang
diperlukan untuk berubah dari posisi kristal cair tertutup rapat (waktu
menampilkan warna hitam) ke posisi kristal cair terbuka lebar (waktu
menampilkan warna putih). Jadi semakin cepat response time maka semakin
baik. Response Time yang lambat akan menimbulkan cacat gambar yang
disebut ghosting atau jejak gambar. Biasanya pada objek yang bergerak
cepat misal sedang memutar film akan menimbulkan jejak gambar seperti
beberapa bujur sangkar yang terlihat seperti persegi.
Sudut Pandang (Viewing Angle) Monitor LCD
memiliki sudut pandang yang terbatas jika dibandingkan dengan monitor
CRT. Gambar objek pada monitor CRT bisa dilihat dengan jelas dari sudut
180 derajat sekalipun. Namun tidak dengan monitor LCD. Jika pandangan
kita sedikit bergeser dari LCD maka gambar objek akan terlihat lebih
gelap atau lebih terang. Inilah yang menjadi salah satu kekurangan /
kerugian monitor LCD.
2. Cara Kerja Monitor LED
LED atau Light Emitting Diode
LED adalah dioda yang dapat mengeluarkan
cahaya. Karena kemampuannya itu maka LED lebih sering dipakai sebagai
indikator dalam suatu alat. Ingin mengetahui lebih dalam lagi ???
Pembahasannya akan disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami maka
Ikuti terus tutorial ini.
Prinsip kerja LED
Di dalam LED terdapat sejumlah zat kimia
yang akan mengeluarkan cahaya jika elektron-elektron melewatinya. Dengan
mengganti zat kimia ini, kita dapat mengganti panjang gelombang cahaya
yang dipancarkan, seperti infrared, hijau/biru/merah dan ultraviolet.
Cara Kerja LED
Kita sudah tau bahwa LED adalah dioda,
sehingga memiliki kutup ( polar ). Arah arus konvensional hanya dapat
mengalir dari anoda ke katoda. Dan bagaimana kita dapat membedakan
kutup-kutupnya ?? Perhatikan bahwa 2 kawat ( kaki ) pada LED memiliki
panjang yang berbeda. Kawat yang panjang adalah anoda sedangkan yang
pendek adalah katoda.
Ada cara lain lagi, yaitu jika kamu
melihat dari atas, kamu akan mengetahui ada sisi yang datar. Sisi yang
datar itu adalah katoda. Jika kamu lihat ke dalamnya, kamu dapat
membedakannya berdasarkan bentuk yang terlihat.
Dan bagaimana dengan LED bertipe surface mount ( SMD ) ?
Prinsip kerjanya masih sama, hanya bentuknya saja yang berbeda. Ada
beberapa cara yang berbeda untuk menandai kutup dari LED SMD, Jadi cara
yang terbaik adalah mengecek pada datasheet.
Bagaimana dalam memilih resistor ?
Mengapa kamu memerlukan resistor yang dirangkai seri dengan LED ? Karena
tidak ada pengatur kuat arusnya ! LED akan terbakar jika tanpa
resistor.
Arus menentukan seberapa terang sebuah LED. Lebih besar arus maka lebih
terang pula LED itu. Arus pada LED seharusnya sekitar 10 – 20 mA. Ketika
arus melewati sebuah LED, jatuh tegangan pada LED sekitar 1,6 V,
sebenarnya tergantung pada arus juga. Jadi begitulah gunanya sebuah
resistor.
Kemudian, Lihatlah datasheet sebuah LED. Lihatlah ke bawah sampai kamu melihat beberapa grafik.
Terlebih dahulu lihatlah grafik sebelah kanan. Pilihlah terang LED yang
diinginkan dan pakailah grafik ini untuk menentukan arus yang
diperlukan. Sebagai contoh, Kita memilih intensitas luminous ( tingkat
terang gelap sebuah LED ) sebesar 1, diketahui bahwa arus sebesar 20 mA
yang diperlukan.
Ini bearti bahwa arus 20 mA harus melewati LED untuk mendapatkan
terangnya LED sebesar 1. Sekarang, kita dapat menghitung jatuh tegangan
pada LED berdasarkan arus yang diketahui. Lihatlah grafik sebelah kiri
pada 20 mA. Sekarang kamu tahu bahwa jatuh tegangannya sebesar 1,85 V.
Ketahuilah bahwa jatuh tegangan pada LED tidak hanya sebuah fungsi dari
arus, tetapi juga warna LED dan suhu (disebabkan perbedaan zat kimia
pada LED ).
Warna Beda Potensial
Infrared 1,6 V
Merah 1,8 V – 2,1 V
Jingga 2,2 V
Kuning 2,4 V
Hijau 2,6 V
Biru 3,0 V – 3,5 V
Putih 3,0 V – 3,5 V
Ultraviolet 3,5 V
Kemudian, menentukan berapa tegangan yang digunakan untuk LED.
Contohnya, jikakamu menggunakan regulator 5 V, bearti kamu menggunakan
tegangan 5 V. Jika kamu menggunakan baterei 6 V, bearti tegangan yang
digunakan 6 V.
Terakhir, Gunakan persamaan ini ( berdasarkan hukum Ohm, V = IR )
(tegangan yang digunakan – jatuh tegangan )/ arus forward = nilai resistor
( 6 V – 1,85 V ) / 0,02 A = 207,5 ohms
LED tidak begitu sangat sensitif terhadap nilai resistor, Jadi jangan
khawatir jika kamu harus menggunakan resistor dengan toleransi besar.
<!–more baca lagi–>
Lain-lain
Ada beberapa hal penting yang sebaiknya kamu ketahui dalam datasheet
LED. Yang pertama adalah sudut pandang. Sudut pandangn yang lebar bearti
cahaya tidak akan sampai jauh, tetapi akan menyebar. Lampu flash pada
kamera memiliki sudut pandang yang lebar.Akan tetapi, sudut pandang yang
sempit bearti cahaya lebih terkonsentrasi pada area yang lebih kecil,
seperti laser.Datasheet biasanya akan memberi kamu berupa angka tunggal,
tetapi beberapa akan menjelaskan lebih detail dalam distribusi cahaya
per sudut.
Dan tentunya pada grafik panjang gelombang, terdapat nilai puncaknya.
Mengapa grafik ini penting ? Itu akan berguna jika kamu menggabungkan
LED dengan sensor warna.
3. Cara Kerja Monitor CRT
Alignment (penempatan) yang presisi pada sinar elektron merupakan hal
yang penting: Sebuah deviasi yang kecil saja dapat menyebabkan fosfor
yang salah tertembak sehingga menghasilkan gambar yang buram. Elektron
diarahkan dengan dua cara. Pertama sebuah deflection yoke–sebuah
kumparan kawat yang menciptakan sebuah medan magnet–mengarahkan elektron
tersebut ke bagian belakang dari muka tabung, dan menyebabkan sinar
tersebut berjalan melintang dari atas ke bawah tabung tersebut. Yoke
tersebut dengan komponen elektronik pendukungnya adalah bagian yang
bertanggung jawab terhadap integritas dari gambar yang tampak di layar.
Sesaat sebelum elektron tersebut menyentuh fosfor, mereka melalui sebuah
shadow mask atau aperture grille yang terletak sepersekian inci di
belakang layar, yang menyaring tembakan elektron tersebut agar mengenai
fosfor yang tepat. Pada sebuah monitor CRT shadow mask, selembar metal
yang memiliki lubang-lubang mengarahkan elektron yang ditembakkan pada
lingkaran fosfor. Pada monitor CRT aperture grille sinar diarahkan
langsung melalui slot diantara kawat vertikal yang tipis. Pada kedua
jenis monitor tersebut, ruang diantara lubang atau kawat tersebut (yang
dikenal sebagai “dot pitch” pada jenis shadow mask dan “grille pitch”
pada jenis aperture grille) menentukan seberapa detail gambar yang
dihasilkan oleh monitor: Secara garis besar, semakin kecil pitch,
semakin presisi penempatan sinar tersebut, sehingga semakin jelas gambar
yang ditampilkan.
Resolusi sebuah monitor–yang juga berlaku sebagai pengukur tingkat
kedetailan yang dapat ditawarkan oleh sebuah monitor–diukur dengan
menggunakan angka pixel dan baris. Sebagai contoh, pada sebuah monitor
CRT dengan resolusi 1024 kali 768, sinar elektron menyinari 1024 pixel
saat melewati tabung secara horisontal dari kiri ke kanan. Saat mencapai
tepi layar, sinar tersebut berhenti dan bergerak ke baris di bawahnya.
Sinar ini akan melakukan proses yang sama terus-menerus hingga mencapai
baris ke 768 dari pixel yang ada di layar. Saat sinar mencapai baris
terbawah, ia akan kembali ke atas dan mulai bekerja kembali. Sebuah
monitor dengan refresh rate 75Hz menyelesaikan 75 kali pekerjaan
bolak-balik dari atas ke bawah selama satu detik! Bila sebuah CRT
me-refresh gambar terlalu lambat, maka Anda akan melihat sebuah flicker
atau kedipan di layar yang dipercayai menyebabkan kelelahan pada mata.